Jumat, 09 November 2012

SBY sebut masyarakat Lampung dinamis

NUSA DUA - Meski daerahnya kerap diwarnai konflik antar masyarakat namun Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai sejatinya masyarakat Lampung itu sangat dinamis.  
 
Atas tragedi yang menimpa warga di Lampung Selatan dan Lampung Tengah belum lama ini, SBY menyatakan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban jiwa dari warga.
 
"Saya menyanyangi semua suku apapun agama apapun, Saya sedih karena saudara saudara dari Bali ikut menjadi korban, yang dari Lampung juga menjadi korban, demikian juga manakla ada korban dari daerah lain," ucap Presiden SBY di Nusa Dua, Bali, Jumat (9/11/2012).
 
Menurutnya, kerusuhan massa yang berujung tewasnya 12 orang itu, sebetulnya bisa dicegah lebih cepat dan lebih efektif lagi agar tidak sampai meluas jika ada sensitivitas yang tinggi.
 
Presiden SBY melanjutkan, konflik antar warga karena persoalan sepele terjadi lagi di lampung. "Oleh karena itu, saya pernah bertugas di Sumatara bagian selatan. Memang masyarakat Lampung dinamis dari dulu," tegasnya.
 
Karenanya, semua pejabat negara, pejabat pemerintah termasuk aparat kepolisian dan keamanan harus bekerja ekstra keras untuk terus bersama sama rakyat. Pemimpin atau tokoh masyarakat harus mengasah kepekaan terhadap keganjilan atau situasi yang bisa menimbulkan kerawanan atau ancaman lainnya. "Itu tentu bukan khas Lampung tetapi berlaku bagi semua," tandasnya.
 
Terkait berbagai kasus yang melibatkan massa dan kerap menimbulkan gangguan Kamtibmas di sejumlah daerah, SBY sebenarnya pernah mengumpulkan para pejabat negara dan pemerintahan di Istana Bogor.
 
Saat itu, dia mengingatkan, para pimpinan pemerintahan dan masyarakat harus bersama melakukan kerjasama memperkuat kepedulian, mekanisme dan respon yang cepat dan tepat manakala hal-hal semacam itu terjadi lagi.
 
Terkait dengan kasus Lampung, Presiden SBY telah berbicara dengan Menkopolhukam agar ke depan berbicara untuk hal-hal apa yang harus dilakukan ke depan guna mencegah agar kasus seperti itu tidak terjadi.
 
Saat tiba di Bali, presiden juga telah berbicara dengan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika serta meminta agar melakukan pembicaraan dengan Gubernur Lampung. "Katanya bagus, maka tolonglah terus ditindaklanjuti," pinta SBY.
 
Atas berbagai peristiwa kekerasan komunal, seperti yang terjadi di Lampung di mata SBY, sepanjang masa diakui Indoensia sangat rawan dengan adanya konflik horizontal seperti itu.
 
Indoensia pernah memiliki masa gelap ketika konflik komunal meluas dan terjadi dalamn skala besar. Dicontohkan kasus Maluku Utara, Ambon Poso, Sampit dan yang sempat terjadi di daerah lainnya.
 
Oleh karena itu, berkali-kali ia menyampaikan bahwa kekayaan keanekaragaman yang dimiliki Indonesia, disamping sebagai rahmat juga mengundang kerawanan. Setiap saat, lanjutnya kerawanan itu berkembang oleh sebab sebab yang sangat sepele.
 
"Sebab sepele itulah ditarik ke identitas sempit, ke primordialisme negatif akhirnya terjadilan benturan. Jadi lebih bagus saya katakan, negara kita memang kaya dengan kemajemukan sekaligus kerawanan," tuturnya.
 
Dirinya, meminta semua pemimpin di daerah desa hingga provinsi juga pemuka agama dan masyarakat agar menyadari bahwa setiap saat bisa salah paham di di bawah bisa menjadi benturan dan konfik seperti itu.
 
"Saya minta pemimpin di daerah jangan lalai, jangan lengah, sensitif terhadap keganjilan yang terjadi di lingkungan masing-masing," tutupnya.

0 komentar:

Posting Komentar